Saturday 16 March 2013

Perkembangan Teknologi pada Periode Islam Pertengahan
            Periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak masa Rasulullah saw pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa kejayaan peradaban Islam yang kemudian diwarisi oleh peradaban dunia.
            Para tokoh Islam klasik yang telah membangun peradaban di masa itu, dan tidak dilakukan oleh orang-orang barat pada masa kegelapan, adalah dengan mempelajari dan mempertahankan peradaban yunani kuno, serta mengembangkan buah pemikirannya untuk menemukan sesuatu yang baru dari segi filsafat dan ilmu pengetahuan. Seorang pemikir orientalis barat Gustave Lebon, dan telah diterjemahkan oleh Samsul Munir Amin, mengatakan bahwa “(orang Arablah) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalam imam kita selama enam abad”.
            Dalam bidang teknologi, seorang pakar jam yakni Muhammad ibn Ali ibn Rustam al-Khurasani telah menciptakan jam yang modern pada masanya, beliau dijuluki ­as-Sa’ati (sang pembuat jam). Pada abad ke-13 M terdapat seorang pakar mekanika muslim, yang bernama Abu Isa Ismail ibn Razzaz Badi al-Zaman al-Jazari, beliau menulis disertasi tentang sebuah alat mekanika geometrik yang bisa diaplikasikan pada perkakas hidrolik seperti air mancur, karya tersebut merupakan karya terbaik dalam bidang mekanika terapan. Adapun pengembangan kincir angin telah dipelopori oleh Qaisar ibn Abu Qasim (w. 1251 M), bahkan beberapa bentuk kincir anginya masih dapat dilihat di Orontes dan merupakan salah satu bukti kejayaan Hama.
            Dalam bidang teknologi optik, terdapat Ibnu al-Haitsam sang pelopor optik modern, karya monumentalnya adalah “Kitab al-Manazhir” (Kamus Optik). Beliau telah melakukan riset dengan 27 jenis lensa yang berlainan, beliau pun menemukan hukum refleksi dan refraksi, menjelaskan secara detil tentang pembiasan cahaya, penelitian cermin sferis dan parabola, beliau telah memberikan gambaran tentang mata, penglihatan, menjelaskan cara kerja teropong, serta memberikan uraian mengapa matahari dan bulan kelihatan semakin besar ketika makin dekat dengan cakrawala. Di lain pihak, ada al-Biruni yang telah menciptakan alat-alat ukur untuk gaya gravitasi berbagai logam khusus dan batu-batu mulia, alatnya ini dapat pula mengukur garis bujur dan garis lintang bumi, alatnya memiliki ketelitian sampai tiga desimal.

            Pada masa lalu, kaum muslim juga mengembangkan pemandian uap panas yang dinamakan Hammam; kaum muslim pun merupakan orang yang pertama kali menggunakan jarum magnetik (kompas) untuk menentukan arah pada saat mereka ditengah samudera. Jika orang-orang Cina hanya menggunakan sodium nitrat sebagai bahan peledak yang ringan, maka lain halnya dengan kaum muslim, mereka telah menggunakan bahan peledak dengan daya lontar dan daya hantam yang tinggi; para sejarawan pada umumnya memang menulis bahwa senapan digunakan pertama kali pada perang Cressi; tetapi dari riwayat otentik sejarawan muslim, terungkap senapan telah digunakan sebelum perang tersebut sekitar tahun 1205, yang digunakan Yakub ketika menaklukan kota Medra (di Afrika), senjata tersebut digunakan untuk menembaki dinding benteng.
            Ensiklopedi Tematis Dunia Islam menguraikan bahwa teknologi adalah alat peradaban dan sebuah peradaban besar seperti peradaban Islam yang berkembang di wilayah Arab pada abad ke-7 sampai abad ke-16 pasti didukung oleh penemuan-penemuan teknologi yang penting. (2002: 251) Perkembangan teknologi di dunia Islam meliputi berbagai bidang diantaranya ialah irigasi dan bendungan, penggunaan air dan angin sebagai sumber energi, pembuatan kapal, teknologi tekstil, dan lain-lain.
            Pemanfaatan air dan angin sebagai sumber energi dianggap sebagai teknologi yang mengilhami perkembangan ilmu mekanika dalam dunia Islam. Salah satu inovasi mekanika utama pada masa itu adalah jam-air (klepsidra) sebagai pembangkit tenaga yang kuat dari kincir air. Tokoh seperti al-Jazari memberikan sumbangan besar bagi perancangan mesin dimana sedikitnya ada lima jenis mesin pengangkut air untuk memenuhi kebutuhan air di daerah-daerah kering di Arab terutama untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan pertanian. Penemuan teknologi tersebut sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air, yang merupakan kebutuhan pokok manusia, terutama di daerah-daerah yang minim air. Teknologi ini merupakan jawaban bagi keterbatasan ketersediaan alam bagi manusia. Orang-orang Muslim sejak abad ke-7 telah mengenal noria yang berfungsi untuk mengangkat dan mengalirkan air ke lokasi yang membutuhkan bila permukaan air rendah atau surut.
            Teknologi pembuatan jembatan dan system irigasi tidak kalah pentingnya dalam perkembangan teknologi masa ini. Keadaan geografis suatu wilayah akan mempengaruhi jenis teknologi yang dihasilkan termasuk di negara-negara Islam pada Abad Pertengahan yang memiliki banyak sungai besar dan iklim kering di beberapa wilayahnya. Teknologi pembuatan jembatan berkembang dari jembatan yang lazim digunakan yaitu jembatan ponton sampai kepada tipe jembatan lengkungan bersegmen banyak. Pada masa Islam, teknik irigasi khusus memanfaatkan air bawah tanah dengan pipa yang disebut qanat yaitu terowongan yang nyaris horizontal yang menghubungkan sebuah sumber air bawah tanah ke lokasi yang membutuhkan air. Teknologi irigasi ini memberikan sumbangan yang sangat penting bagi dunia pada umumnya untuk mengatasi kelangkaan air di suatu wilayah.
            Selain teknologi jembatan dan sistem irigasi, pembuatan kanal-kanal pun menjadi sebuah teknologi yang sama pentingnya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air. Para ahli teknik muslim telah membangun bendungan untuk menyediakan dan mengatur air dalam sistem irigasi. Sekitar abad ke-9 telah dibangun bendungan di Tunisia dan Iran, kemudian abad ke-12 di bangun bendungan di Cordoba. Teknik pemetaan pun berkembang pesat untuk menentukan lokasi secara cermat untuk berbagai keperluan baik itu sipil dan astronomi maupun yang paling penting yaitu menentukan kiblat.
            Aktivitas perdagangan dan militer di negara-negara Islam mendorong berkembangnya teknologi perkapalan seperti pembuatan kapal serta pendirian galangan kapal. Dunia Islam memperkenalkan tipe kapal dagang dan kapal perang yang memberikan sumbangan besar baik bagi aktivitas perdagangan dunia maupun militer. Galangan kapal pertama didirikan di Pulau Rawdah, Mesir dan kemudian menyebar hampir di setiap pelabuhan penting di negara-negara Islam seperti Iskandariyah, Tripoli, Tunisia, dan lain-lain. Seiring dengan berkembangnya teknologi perkapalan maka keperluan navigasi pun sangat penting yaitu dengan penemuan kompas sebagai petunjuk arah. Penggunaan magnet dalam kompas menjadi sebuah penemuan teknologi penting pada masa itu.
            Perkembangan teknologi dalam bidang militer ditandai dengan penggunaan senjata seperti pedang, tombak dan panah serta penggunaan peralatan perang yang tergolong artileri berat seperti ballista, alat pelantak untuk menembus dinding pertahanan musuh, meriam dan pelontar misil. Berbagai senjata pembakar juga telah digunakan sejak awal sejarah Islam. Istilah Arab yang digunakan untuk menyebut senjata pembakar sama dengan istilah untuk minyak bumi yaitu naft. Bahan untuk membuat senjata pembakar antara lain adalah salah satu friksi dari hasil distilasi minyak bumi, campuran ter, resin dan belerang, campuran batu kapur dan belerang, sendawa, dan lain-lain. Bahan pembakar ini dilontarkan dengan alat yang disebut pipa siphon dan ini merupakan senjata utama kaum Islam dalam perang salib. Penggunaan mesiu dan granat serta roket merupakan teknologi dalam bidang militer yang tidak kalah penting yang telah dihasilkan pada masa Islam.
            Teknologi pada masa Islam juga ditandai dengan berkembangnya ilmu kimia yang memicu pertumbuhan industri di negara-negara Islam meliputi industri parfum, minyak asiri, penyulingan minyak bumi, sabun, gelas, keramik, tinta dan zat pewarna, pencelup, tekstil, kertas dan kulit. Distilasi atau penyulingan merupakan proses yang paling penting dalam teknologi kimia Islam dan menjadi basis bagi berkembangnya industri tersebut. Teknologi pertanian dan pangan pun terjadi di dunia Islam serta teknologi pengawetan makanan berkembang dengan bervariasinya metode pengawetan mulai dari pengeringan, pengasinan sampai pengasapan. Teknologi pengawetan makanan ini menunjang usaha pemasaran hasil pertanian dan peternakan.
            Dunia Islam mengembangkan teknologi pertambangan dan pengolahannya serta perhiasan. Pola pertambangan diperkenalkan oleh dunia Islam yaitu tambang bawah tanah dan tambang terbuka dengan teknik pengeboran terowongan. Pengolahan bijih hasil tambang mencakup proses penghancuran, penggilingan, pemilahan dan pencucian. Setelah proses pengolahan tersebut maka dilakukan tahap penyulingan dengan menggunakan tungku tiup. Teknologi perhiasan berkembang pesat terutama pada zaman dinasti Abbasiyah dengan tokohnya ialah al Biruni yang menerangkan tentang proses pengolahan biji emas dan pemisahannya dari perak.
            Teknologi pada masa Islam terjadi dalam berbagai bidang dan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan manusia sesudahnya. Teknologi pada masa Islam dianggap sebagai pencetus bagi perkembangan teknologi selanjutnya. Sumbangan Islam bagi dunia tidak hanya teknologi sebagai sebuah produk saja tetapi dilengkap dengan uraian rinci mengenai pembuatan produk teknologi tersebut. Hal inilah yang kemudian memberikan pengaruh bagi perkembangan sains dan teknologi sesudahnya.

No comments:

Post a Comment