Perkembangan
Teknologi pada Periode Islam Pertengahan
Periode
penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak masa Rasulullah saw pada
abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa kejayaan peradaban Islam yang
kemudian diwarisi oleh peradaban dunia.
Para tokoh Islam
klasik yang telah membangun peradaban di masa itu, dan tidak dilakukan oleh
orang-orang barat pada masa kegelapan, adalah dengan mempelajari dan
mempertahankan peradaban yunani kuno, serta mengembangkan buah pemikirannya
untuk menemukan sesuatu yang baru dari segi filsafat dan ilmu pengetahuan.
Seorang pemikir orientalis barat Gustave Lebon, dan telah diterjemahkan oleh
Samsul Munir Amin, mengatakan bahwa “(orang Arablah) yang menyebabkan kita
mempunyai peradaban, karena mereka adalam imam kita selama enam abad”.
Dalam bidang teknologi, seorang pakar jam yakni
Muhammad ibn Ali ibn Rustam al-Khurasani telah menciptakan jam yang modern pada
masanya, beliau dijuluki as-Sa’ati (sang pembuat jam). Pada abad ke-13 M terdapat
seorang pakar mekanika muslim, yang bernama Abu Isa Ismail ibn Razzaz Badi
al-Zaman al-Jazari, beliau menulis disertasi tentang sebuah alat mekanika
geometrik yang bisa diaplikasikan pada perkakas hidrolik seperti air mancur,
karya tersebut merupakan karya terbaik dalam bidang mekanika terapan. Adapun
pengembangan kincir angin telah dipelopori oleh Qaisar ibn Abu Qasim (w. 1251
M), bahkan beberapa bentuk kincir anginya masih dapat dilihat di Orontes dan
merupakan salah satu bukti kejayaan Hama.
Dalam bidang
teknologi optik, terdapat Ibnu al-Haitsam sang pelopor optik modern, karya
monumentalnya adalah “Kitab al-Manazhir” (Kamus Optik). Beliau telah melakukan
riset dengan 27 jenis lensa yang berlainan, beliau pun menemukan hukum refleksi
dan refraksi, menjelaskan secara detil tentang pembiasan cahaya, penelitian
cermin sferis dan parabola, beliau telah memberikan gambaran tentang mata,
penglihatan, menjelaskan cara kerja teropong, serta memberikan uraian mengapa
matahari dan bulan kelihatan semakin besar ketika makin dekat dengan cakrawala.
Di lain pihak, ada al-Biruni yang telah menciptakan alat-alat ukur untuk gaya
gravitasi berbagai logam khusus dan batu-batu mulia, alatnya ini dapat pula
mengukur garis bujur dan garis lintang bumi, alatnya memiliki ketelitian sampai
tiga desimal.
Pada masa lalu,
kaum muslim juga mengembangkan pemandian uap panas yang dinamakan Hammam; kaum
muslim pun merupakan orang yang pertama kali menggunakan jarum magnetik
(kompas) untuk menentukan arah pada saat mereka ditengah samudera. Jika
orang-orang Cina hanya menggunakan sodium nitrat sebagai bahan peledak yang
ringan, maka lain halnya dengan kaum muslim, mereka telah menggunakan bahan
peledak dengan daya lontar dan daya hantam yang tinggi; para sejarawan pada
umumnya memang menulis bahwa senapan digunakan pertama kali pada perang Cressi;
tetapi dari riwayat otentik sejarawan muslim, terungkap senapan telah digunakan
sebelum perang tersebut sekitar tahun 1205, yang digunakan Yakub ketika
menaklukan kota Medra (di Afrika), senjata tersebut digunakan untuk menembaki
dinding benteng.
Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam menguraikan bahwa teknologi adalah alat peradaban dan
sebuah peradaban besar seperti peradaban Islam yang berkembang di wilayah Arab
pada abad ke-7 sampai abad ke-16 pasti didukung oleh penemuan-penemuan
teknologi yang penting. (2002: 251) Perkembangan teknologi di dunia Islam
meliputi berbagai bidang diantaranya ialah irigasi dan bendungan, penggunaan
air dan angin sebagai sumber energi, pembuatan kapal, teknologi tekstil, dan
lain-lain.
Pemanfaatan air
dan angin sebagai sumber energi dianggap sebagai teknologi yang mengilhami
perkembangan ilmu mekanika dalam dunia Islam. Salah satu inovasi mekanika utama
pada masa itu adalah jam-air (klepsidra) sebagai pembangkit tenaga yang kuat
dari kincir air. Tokoh seperti al-Jazari memberikan sumbangan besar bagi
perancangan mesin dimana sedikitnya ada lima jenis mesin pengangkut air untuk
memenuhi kebutuhan air di daerah-daerah kering di Arab terutama untuk kebutuhan
rumah tangga, industri dan pertanian. Penemuan teknologi tersebut sangat
membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air, yang merupakan kebutuhan
pokok manusia, terutama di daerah-daerah yang minim air. Teknologi ini
merupakan jawaban bagi keterbatasan ketersediaan alam bagi manusia. Orang-orang
Muslim sejak abad ke-7 telah mengenal noria yang berfungsi untuk mengangkat dan
mengalirkan air ke lokasi yang membutuhkan bila permukaan air rendah atau
surut.
Teknologi
pembuatan jembatan dan system irigasi tidak kalah pentingnya dalam perkembangan
teknologi masa ini. Keadaan geografis suatu wilayah akan mempengaruhi jenis
teknologi yang dihasilkan termasuk di negara-negara Islam pada Abad Pertengahan
yang memiliki banyak sungai besar dan iklim kering di beberapa wilayahnya.
Teknologi pembuatan jembatan berkembang dari jembatan yang lazim digunakan
yaitu jembatan ponton sampai kepada tipe jembatan lengkungan bersegmen banyak.
Pada masa Islam, teknik irigasi khusus memanfaatkan air bawah tanah dengan pipa
yang disebut qanat yaitu terowongan yang nyaris horizontal yang menghubungkan
sebuah sumber air bawah tanah ke lokasi yang membutuhkan air. Teknologi irigasi
ini memberikan sumbangan yang sangat penting bagi dunia pada umumnya untuk
mengatasi kelangkaan air di suatu wilayah.
Selain teknologi
jembatan dan sistem irigasi, pembuatan kanal-kanal pun menjadi sebuah teknologi
yang sama pentingnya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air. Para ahli
teknik muslim telah membangun bendungan untuk menyediakan dan mengatur air
dalam sistem irigasi. Sekitar abad ke-9 telah dibangun bendungan di Tunisia dan
Iran, kemudian abad ke-12 di bangun bendungan di Cordoba. Teknik pemetaan pun
berkembang pesat untuk menentukan lokasi secara cermat untuk berbagai keperluan
baik itu sipil dan astronomi maupun yang paling penting yaitu menentukan
kiblat.
Aktivitas
perdagangan dan militer di negara-negara Islam mendorong berkembangnya
teknologi perkapalan seperti pembuatan kapal serta pendirian galangan kapal.
Dunia Islam memperkenalkan tipe kapal dagang dan kapal perang yang memberikan
sumbangan besar baik bagi aktivitas perdagangan dunia maupun militer. Galangan
kapal pertama didirikan di Pulau Rawdah, Mesir dan kemudian menyebar hampir di
setiap pelabuhan penting di negara-negara Islam seperti Iskandariyah, Tripoli,
Tunisia, dan lain-lain. Seiring dengan berkembangnya teknologi perkapalan maka
keperluan navigasi pun sangat penting yaitu dengan penemuan kompas sebagai
petunjuk arah. Penggunaan magnet dalam kompas menjadi sebuah penemuan teknologi
penting pada masa itu.
Perkembangan
teknologi dalam bidang militer ditandai dengan penggunaan senjata seperti
pedang, tombak dan panah serta penggunaan peralatan perang yang tergolong
artileri berat seperti ballista, alat pelantak untuk menembus dinding pertahanan
musuh, meriam dan pelontar misil. Berbagai senjata pembakar juga telah
digunakan sejak awal sejarah Islam. Istilah Arab yang digunakan untuk menyebut
senjata pembakar sama dengan istilah untuk minyak bumi yaitu naft. Bahan untuk
membuat senjata pembakar antara lain adalah salah satu friksi dari hasil
distilasi minyak bumi, campuran ter, resin dan belerang, campuran batu kapur
dan belerang, sendawa, dan lain-lain. Bahan pembakar ini dilontarkan dengan
alat yang disebut pipa siphon dan ini merupakan senjata utama kaum Islam dalam
perang salib. Penggunaan mesiu dan granat serta roket merupakan teknologi dalam
bidang militer yang tidak kalah penting yang telah dihasilkan pada masa Islam.
Teknologi pada
masa Islam juga ditandai dengan berkembangnya ilmu kimia yang memicu
pertumbuhan industri di negara-negara Islam meliputi industri parfum, minyak
asiri, penyulingan minyak bumi, sabun, gelas, keramik, tinta dan zat pewarna,
pencelup, tekstil, kertas dan kulit. Distilasi atau penyulingan merupakan
proses yang paling penting dalam teknologi kimia Islam dan menjadi basis bagi
berkembangnya industri tersebut. Teknologi pertanian dan pangan pun terjadi di
dunia Islam serta teknologi pengawetan makanan berkembang dengan bervariasinya
metode pengawetan mulai dari pengeringan, pengasinan sampai pengasapan.
Teknologi pengawetan makanan ini menunjang usaha pemasaran hasil pertanian dan
peternakan.
Dunia Islam
mengembangkan teknologi pertambangan dan pengolahannya serta perhiasan. Pola pertambangan diperkenalkan
oleh dunia Islam yaitu tambang bawah tanah dan tambang terbuka dengan teknik
pengeboran terowongan. Pengolahan bijih hasil tambang mencakup proses
penghancuran, penggilingan, pemilahan dan pencucian. Setelah proses pengolahan
tersebut maka dilakukan tahap penyulingan dengan menggunakan tungku tiup.
Teknologi perhiasan berkembang pesat terutama pada zaman dinasti Abbasiyah
dengan tokohnya ialah al Biruni yang menerangkan tentang proses pengolahan biji
emas dan pemisahannya dari perak.
Teknologi pada
masa Islam terjadi dalam berbagai bidang dan memberikan sumbangan yang sangat
besar bagi perkembangan manusia sesudahnya. Teknologi pada masa Islam dianggap
sebagai pencetus bagi perkembangan teknologi selanjutnya. Sumbangan Islam bagi
dunia tidak hanya teknologi sebagai sebuah produk saja tetapi dilengkap dengan
uraian rinci mengenai pembuatan produk teknologi tersebut. Hal inilah yang
kemudian memberikan pengaruh bagi perkembangan sains dan teknologi sesudahnya.
No comments:
Post a Comment